[Review] MISS GRANNY 2013; Saat Seorang Nenek Kembali Muda

Hai, selamat datang diblogku!

Kali ini aku mau review film komedi Korea yang sangat kocak dan menghibur, Miss Granny judulnya. Film ini menceritakan tentang seorang nenek yang secara ajaib bisa kembali muda.

Mertua VS Menantu

Mal Son, nenek tua yang tinggal bersama anak lelaki, menantu dan dua orang cucunya. Khas orang tua, nenek Mal Son sangat ceweret terutama pada menantu. Semua yang dikerjakan si menantu di mata sang mertua salah. Urusan dapur, pendidikan anak, rumah, semua diikut campurin dengan dalih sang mertua lebih tahu dan  berpengalaman dari si menantu. Tidak tahan akan kecerewetan sang mertua, si menantu depresi dan masuk rumah sakit. Menurut saran dokter, alangkah baiknya untuk sementara waktu mertua dan menantu untuk tinggal terpisah.

Anak dan kedua cucunya pun berdiskusi yang akhirnya bersepakat akan menitipkan nenek Mal Son di panti jompo. Meski cerewet, nenek Mal Son ini sangat menyanyai anak semata wayang dan cucu laki-lakinya. Dia kerap membanggakan putranya yang seorang dosen. Namun, keputusan sang anak malam itu membuat nenek Mal Son sedih dan kecewa. Sebelum ke panti jompo ia ingin mengambil foto untuk dipajang di altar makannya nanti. Dan di sinilah keajaiban itu bermula.

Kembali Muda

Saat sang fotografer tua itu hendak memoto ia berkata akan membuat Mal Son tampak lebih muda 50 tahun. Mal Son yang sedang sedih hatinya tertawa karena lelucon si kakek. Sa ae lu tong, katanya. 

Klik.

Sehabis berfoto dari studio foto itu nenek Mal Son mengejar bis. Di dalam bis beberapa pemuda sengaja menggoda si nenek. Ia yang belum sadar mengomeli para pemuda tersebut. Namun, begitu melihat bayangan wajahnya telah berubah menjadi muda Mal Son histeris dan panik bukan kepalang. Seperti mimpi, dia pun menanyai orang di sekitar berapa umurnya. Semua orang menebak ia berumur 20 tahunan. Ia pun shock. 

Kondisi yang tak masuk akal itu membuat Mal Son gak berani pulang ke rumah. Ia memilih tidur di sauna sambil memikirkan apa yang sedang menimpa dirinya. Hingga di akhir kesimpulan ia menganggap Tuhan memberinya kesempatan kedua dan akan ia gunakan dengan sebaik-baiknya.

Berbekal uang tabungan, ia belanja sepuas hati. Membeli berbagai baju bagus (tetapi tetap model jadul), sepatu cantik, dan pergi ke salon untuk mengubah gaya rambut sesuai dengan artis favortinya, Audrey Hapburm. Ia memutuskan ngekos dan memakai nama baru, Oh Doo Ri. 

Sewaktu muda dulu, Mal Son bercita-cita menjadi penyanyi terkenal tapi tak kesampaian. Ia menikah muda dan ditinggal mati suaminya saat hamil besar. Hidupnya yang miskin penuh air mata dalam membesarkan dan menyekolahkan hingga anaknya suskses menjadi seorang dosen. Itu yang bikin Mal Son sangat bangga dan sangat menyayangi anaknya.

Suatu petang, Oh Doo Ri bernanyi di kafe lansia temlat biasa ia kerja. Suara merdunya membuat penonton seperti tersihir. Keberulan seorang produser tampan dan cucu laki-laki Mal Son ada di sana. Cucunya yang merupakan anak band tertarik mengajak bergabung. Dari sana Oh Doo Ri menjadi penyanyi jalanan dan masuk dapur rekaman atas bantuan si produser.

Hati Seorang Ibu

Oh Doo Ri bahagia dengan kehidupan barunya. Ia melakukan apa yang anak muda lakukan. Cita-citanya menjadi seorang penyanyi terkenal akan segera terwujud. Terlebih sang produser yang tampan juga baik hati itu memiliki perasaan khusus padanya. Hati Oh Doo Ri pun disesaki bunga-bunga. Sempurna lah pokoknya.

Namun, sebuah kejadian membuat Oh Doo Ri harus memilih antara terus menjadi muda atau kembali pada anaknya. Mana yang akan dipilih Oh Do Ri?

Film ini memiliki plot yang unik dan dikemas dengan apik. Banyak adegan adegan absurd dan kocak yang akan bikin kita gak berhenti ketawa. Apalagi nenek Mal Son punya sahabat kakek-kakek yang gak kalah gokil. Lengkap sudah.

Lagu-lagu yang dibawakan fun dan enak didengar. Tapi, khusus lagu White Butterfly yang dibawakan Shim Eun Kyung (pemeran Oh Do Ri) sangat menyanyat hati. Di lagu ini pula ditunjukkan bagaimana kisah perjuangan Mal Son menjadi ibu tunggal yang miskin dalam membesarkan anaknya. Ia memunguti sayur-sayur sisa di pasar sambil menggendong bayinya. Hidup di bilik kecil, mencuci piring di sebuah rumah makan seraya mengikat kaki anaknya supaya tak merangkak ke mana-mana. Ah, saya gak kuat dan berurai air mata saat melihat bagian ini.

Film ini menunjukkan bagaimana hati malaikat para ibu. Seorang wanita yang meskipun dihadapkan sesuatu yang sangat ia inginkan, tapi akan selalu mengutamakan anaknya. Alasannya sangat sederhana, “Karena dengan begitu kau bisa memanggilku ibu.”

Secara keseluruhan film ini sangat menyentuh hati dan cocok ditonton bersama keluarga.

Sejauh ini film Miss Grany sudah diadaptasi ke 5 negara, salah satunya Indonesia dengan judul Sweet 20. Tapi kalau aku pribadi lebih suka versi aslinya. Lebih nampol.

 Selamat menonton.