BANSOS SELAMA COVID-19; Kesempatan dalam Kesempitan

 

Maraknya COVID-19 mempengaruhi berbagai aspek, khususnya di sektor ekonomi. Berbagai peruhasaan merumahakan sebagaia pekerja sebagai imbas serangan virus ini. Tak hanya para karyawan, para pedagang juga berbagai tatanan masyarakat turut merasakan efek dari COVID-19. Perdapatan kian menukik turun. 

Misalnya para pedagang yang mengandalkan penjualan sebagai roda kehidupan. Pendapatan para pedagang, baik makanan, barang atau pun jasa selama COVID-19 melanda menjadi berkurang karena sepi pelanggan. Dilansir dari situs ekonomi.bisnis.com (29/07/2020) Kementrian Perdagangan mencatat omset pedagang tradisional anjok hingga 40%. selama pandemi.

Kucuran Dana Pemerintah

Demi mengatasi krisis ekonomi yang menimpa selama pandemi, pemerintah menyalurkan banyak bantuan dana pada masyarakat. Sejumlah bantuan langsung tunai (BLT) juga berupa bantuan sosial (bansos).

Program bantuan tersebut tersebar di berbagai bidang. Misalnya bagi pelaku usaha mikro, kecil, menengah mendapat bantuan dana usaha sebesar Rp 2,4 juta. Karyawan yang bergaji dibawah 5 juta akan dibantu sebeasar enam ratus ribu dalam kurum waktu empat bulan hingga akhir Desember 2020 seperti yang dilansir dari tirto.id.com (06/08/2020).

Kementrian Ketenagakerjaan (Kemenaker) juga membuat program bantuan langsung tunai lewat BPJS Ketenagakerjaan. Bantuan Sunbsidi Upah (BSU) ini senilai 600ribu/bulan dalam kurun waktu empat bulan bagi mereka yang menmiliki kartu BPJS Ketenagakerjaan.

Sedangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) membuat program penyaluran bantuan berupa kuota. Kuota internet ini khusus membantu para pelajar, mahasiswa, guru dan dosen untuk belajar bersama secara online selama pandemi.

Berbagai program saluran dana ini terbukti membantu pergerakan ekonomi masyarakat yang sedang terjepit. 

Agar bantuan tersampaikan tepat sasaran, pemerintah membuat berbagai persyaratan meliputi KTP, NIK juga beberapa berkas pelengkap lain. Cara pendaftaran dilakukan dengan sistem online dan tidak dipungut biaya apapun. 

Kemudahan pendaftaran ini sayangnya tak dirasakan oleh masyarakat yang gagap teknologi atau gaptek. Kasus ini banyak terjadi di daerah pedalaman, yang sebenarnya minim akses internet. 

Urgensi Kartu Prakerja

Dari sekian banyak kucuran dana yang dialirkan di masa pandemi, saya pernah mencoba peruntungan lewat kartu prakerja. Prakerja merupakan salah satu program yang dicanangkan oleh presiden Joko Widodo saat pencalonan. 

Kartu prakerja tak hanya untuk para job seekers tapi untuk masyarakat umum dengan kategori tertentu. Kartu prakerja bermaksud memberikan pelatihan tertentu sehingga para masyarakat memiliki skill dan mampu bersaing di dunka kerja.

Pendafataran kartu prakerja dilakukan beberapa gelombang dengan sistem online. Saat pembuatan akun peserta harus melengkapi berbagai persyaratan seperti KTP, NIK, juga nomor telepon. Setelah pengisian data, admin akan memverifikasi data tersebut. Selanjutnya peserta diberi test berupa pengetahuan dasar. Peserta juga diminta memilih keahlian yang akan didalami.

Kartu prakerja dibuka hanya dua sampai empat hari per gelombang. Agar tak ketinggalan informasi seputar kartu prakerja, kita bisa follow akun instagram @prakerja.go.id.

Setelah pendafataran dan verifikasi berhasil, saya menunggu beberapa hari untuk pengumuman kelulusan. Sayangnya, harapan saya tidak tercapai. Saya dinyatakan tidak lulus. 

Hingga tulisan ini diterbitkan (06/11/2020) kartu prakerja telah membuka 11 gelombang. Saya mengikuti 4 gelobambang terkahir. Namun, nasib saya sepertinya kurang mujur. Saya selalu gagal dalam kartu prakerja.

Kesempatan dalam Kesempitan

Saya bunkanlah satu-satunya orang yang merasakan ditolak kartu prakerja. Ribuan orang yang membutuhkan dana ini juga menagalami nasib yang sama. Di satu sisi, terdapat beberapa oknum nakal yang memanfaatkan peluang ini sebagai kesempatan meraup jutaan rupiah.

Melalui grup kartu prakerja di Facebook yang saya ikuti, saya menemui banyak joki prakerja. Di kolom komentar seseakun mengaku telah menerima dana dari banyak nama yang ia daftarkan sebelumnya.


Menjanjikannya bantuan dana dari kartu prakerja membuat sebagian masyarakat gelap mata dan rakus. Data-data pribadi berserta KTP banyak diperjualbelikan. Seseorang bisa mengendalikan banyak akun.

Masalah lain muncul saat seseorang tak dapat menverfikasi akun prakerja dengan alasan bahwa nomor induk kependududkan (KTP) yang bersangkutan telah digunakan. Padahal, sang pemilik belum prnah registrasi sebelumnya. Kemungkinan besar, data orang tersebut telah diambil alih orang tak bertanggung jawab. 

Kurangnya literasi digital para masyarakat khususnya wilayah pedalaman membuat prakerja menjadi sasaran empuk oknum nakal. Gagap teknologi atau gaptek menjadi masalah yang sering terulang.

 Bermental Miskin selama Pandemi

Tuntutan hidup selama pandemi membuat kita semua tertatih-tatih agar dapur tetap mengepul dan kebutuhan pokok terpenuhi. Berbagai upaya dilakukan pemerintah agar masyarakatnya tak kelaparan. 

Saluran bantuan yang dicanangkan pemerintah sudah benar. Hanya saja, sebagian dari kita, sebagai si penerima kurang sadar diri dan bermental miskin hingga segala bantuan itu terkadang meleset dari sasaran. 

Mereka yang hidup di bawah kemiskinan yang seharusnya mendapatkan bantuan, tetapi tetap kesusahan akibat ulah masyarakat yang bermental miskin saat pandemi. Mereka yang bermental miskin hanya datang saat bantuan sosial tiba. Berebut menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga.

Mental miskin ini harus dihindari agar segala bantuan dari pemerintah tersampaikan. Agar saudara-saudara yang benar-benar membutuhkan bantuan merasa terbantu dan tak dilupakan oleh pemerintah. Kita bisa memulai dari diri kita.


#ODOP

#ODOPChallenge

#OneDayOnePosting

Referensi:

https://ekonomi.bisnis.com/read/20200729/12/1272678/omset-pedagang-pasar-tradisional-anjlok-40-persen-saat-pandemi-covid-19

https://tirto.id/karyawan-bergaji-di-bawah-rp5-juta-dapat-bantuan-rp600-ribubulan-fV4R

   

 

 

Posting Komentar

0 Komentar