Dalam rangka hari ayah tahun ini, saya jadi teringat sebuah novel karya Andrea Hirata yang berjudul Ayah. Dari judulnya sudah bisa ditebak isinya, pastilah tak jauh-jauh cerita tentang figur seorang ayah. Yang menjadikannya istimewa adalah, bagaimana Andrea mengemasnya dengan alur yang sederhana tapi selalu bisa membekas di hati.
Judul: AYAH
Penulis: Andrea Hirata
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun terbit: 2015
Tebal: 412
Novel Ayah mengkisahkan tentang Sabari, lelaki baik hati dan polos yang hidupnya bisa dibilang ngenes dan menyedihkan. Ia tak punya wajah tampan dan pun begitu dengan dompetnya yang juga tak tebal. Namun, ia adalah pria yang sangat penyabar. Sabarnya tiada batas.
Sewaktu ujian kelulusan, seorang perempuan anak juragan bernama Marlena mencuri hatinya. Marlena adalah cinta pertama Sabari. Marlena digambarkan sebagai sosok cantik pecinta kebebasan. Tak terhitung berapa banyak pacarnya. Lena suka memakai celana pendek, keras kepala juga pembangkang. Tapi, tak ada yang bisa Sabari berpindah hati. Sayangnya, Lena tak menyukai Sabari.
Ditolak Lena berkali-kali tak membuat Sabari mundur. Ia malah nekad berkerja pada ayah Lena demi bisa melihat pujaan hatinya itu setiap hari. Sayangnya, Lena lebih suka keluyuran dengan pacar-pacarnya. Kalaupun di rumah ia tak sudi bertatap muka dengan Sabari.
Cinta Sabari pada Lena tak pernah pudar. Puncaknya saat Lena hamil dengan salah satu pacarnya. Dengan lapang dada Sabari bersedia menikahi wanita pujaannya itu. Sabari pun membangun rumah alakadarnya untuk keluarga kecilnya itu.
Apakah Lena jatuh cinta pada Sabari? Sayangnya tidak. Lena malah minggat usai melahirkan bayinya. Sabari pun merawat bayi itu dengan penuh kasih sayang. Walaupun tak pernah memiliki Lena, hidupnya kini lengkap dengan kehadiran bayi mungil itu. Ia jatuh cinta lebih dalam pada sosok mungil itu. Dengan kedua tangannya ia menimang, mengganti popoknya, membuat susunya, juga membacakan puisi-puisi setiap malam. Sabari tak pernah sebahagia itu.
Lalu, suatu hari Lena datang untuk mengambil anakanya. Seketika itu, Sabari bak orang gila yang tak punya gairah hidup.
Dengan gaya khas Pak Cik Andrea, novel Ayah mengkisahkan orang-orang dengan latar hidup sederhana tak jauh seperti di dunia nyata. Sisi humor yang terselip di setiap bab sangat menghibur. Bagaimana Sabari sok perhatian memperbaiki rumus contekan di meja Lena agar Lena mendapat nilai bagus saat ujian. Padahal rumus itu sudah benar. Diperbaiki Sabari, rumus itu malah jadi salah.
Tak sampai di situ, masih banyak lagi usaha Sabari untuk mendapatkan hati Lena. Bisa dibayangkan bagaimana muaknya Lena pada Sabari.
Di awal novel ini sangat kocak dan lucu. Namun, dari pertengahan saat Lena mengambil anaknya cerita berubah menjadi kisah sedih yang menyanyat hati. Membaca kisah Sabari sebagai ayah yang kehilangan anaknya membuat saya berkali-kali meneteskan air mata.
Menggunakan alur maju mundur, mungkin di awal kita akan sedikit bingung menghubungkan satu tokoh dengan tokoh lain. Setelah membaca hingga akhir kita akan paham sendiri kaitannya. Overall, novel setebal 412 halaman ini tak membuat saya jemu membacanya. Malah saya terhanyut dan ingin segera menuntaskannya.
Kabar baiknya, novel AYAH tersedia versi e-booknya di ipusnas. Kalian hanya tinggal mengunduh saja. Tapi, harap bersabar, karena antriannya sungguh panjang. Namun, akan terbayar saat kalian membaca kisah manis ini.
0 Komentar