Gak bisa dipungkiri semakin berkembangnya teknolagi selalu ada pembaharuan-pembaharuan yang terjadi. Biasanya itu merupakan sebuah kemajuan yang positif. Namun, adakalanya kita merindukan masa-masa dimana teknolgi masih seadanya. Seperti penggunaan ponsel jadul.
Belakangan ini entah mengapa saya rindu SMS-an menggunakan ponsel jadul, seperti beberapa tahun lalu. Rasanya sudah lama sekali gak kirim SMS. Masalahnya, mau sms-an sama siapa? Sekarang zamannya serba online: wa, massenger, line dll.
Saya jadi teringat, dulu, sesaat setelah membuka mata, hal pertama yang dicari adalah ponsel, ada SMS masuk apa engga. Kalau ternyata banyak pesan masuk, rasanya itu deg-degan plus penasaran, "SMS dari siapa aja nih?" Langsung dibuka, entah itu kawan yang tanya tugas atau seseorang yang mengucapkan selamat pagi, udah sholat belum? Gak ada yang namanya SMS dari operator, gak kayak sekarang SMS masuk cuma dari operator atau pemberitahuan menang undian 100juta.
Mengetik SMS sengaja disingkat-singkat supaya hemat pulsa, jangan sampai karakternya lewat dua layar, bisa double biayanya. Kadang sengaja beli pulsa SMS, biar lebih hemat. Isi 10 ribu dapat 500 SMS gratis sesama operator, 100 beda operator. Yang langganan im3 pasti tahu.
SMS dari seseorang yang spesial sengaja gak dihapus supaya bisa dibaca berulang-ulang. Kadang kontaknya dikasih nama Mr. X atau nama perempuan biar gak ketahuan. Kalau penting, di akhir SMS biasanya ada kata "bls gpl".
Hape jadul dengan ukuran yang mungil memungkinkan untuk disembunyikan di bawah meja. Saat belajar di kelas ponsel sengaja di mode diam, supaya gak ketahuan kalau lagi SMS-an. Kamu juga pasti hafal letak huruf di tombol-tombolnya, jadi bisa SMS-an tanpa harus melihat layar, bisa disambi ngobrol sama kawan atau mendengarkan dosen di depan.
Di draf penyimpanan isinya adalah kumpulan kata-kata mutiara, untuk stok, bisa dibaca sendiri atau mau dikirim ke kawan. Kata-kata alay yang bisa terinspirasi dari iklan atau judul lagu band yang dirangkum jadi satu. Pada moment spesial di-forwardlah SMS itu ke semua kontak.
Salah satu bunyi SMS alay yang paling membekas adalah saat perpisahan SMP. Waktu itu saya mengirim kata-kata alay ke lima orang sahabat dekat sebagai perwujudan perasaan, lebih kurang seperti ini bunyinya :
"Persahabatan itu jangan seperti pepsodent yang tahan 12 jam, seperti baygon yang hanya sampai 24 jam, atau seperti molto yang tahan 7 hari. Tapi persahabatan itu harus seperti rexona yang setia setiap saat".
Atau seperti ini:
"Dosa jangan ditambah, pahala jangan dikurangi, cinta jangan dibagi, hidup hanya sekali."
Asyiknya lagi, kadang telepon salah sambung bisa jadi teman bahkan gebetan. Kenalannya pakai nama dan alamat samaran supaya gak bisa dilacak, dulu belum ada video call.
Ponsel zaman itu rata-rata belum berkamera.
Rasanya belum keren kalau belum punya nada dering pribadi. Kadang, kalau bosan sengaja miscall seseorang cuma mau dengar NSP-nya. Saya pernah pasang lagu Gregetan-Sherina Munaf selain karena tarifnya murah lagunya terdengar ceria. Biasanya lagu yang lagi ngehits harganya mahal.
Ada bagian terlucu tentang memory ponsel jadul ini. Pernah beredar rumor telepon layar merah. Konon katanya itu panggilan mencari tumbal, yang mengangkat telepon bisa jadi korban pesugihan. Jadi, waktu itu kalau ada panggilan masuk dicek dulu, layarnya merah apa tidak? Lugu sekali. Meski saya sedikit bingung dan antara percaya tak percaya, bagaimana mungkin layar yang berwarna kuning tiba-tiba berubah jadi merah? Udah kayak reaksi kimia aja.
Ada juga SMS kutukan beruntun, jadi kamu diminta mengirim SMS tersebut kelima atau sepuluh orang terdekat. Jika tidak, sesuatu yang buruk akan datang padamu. Bunyi akhir SMS itu biasanya tentang kisah tragis seseorang nekat tak mengirim SMS kutukan. Kalau dipikir-pikir, aku ingin tertawa kencang mengingat kepolosan itu. Dan penasaran, siapa orang iseng pertama yang mengetik SMS panjang itu.
Dulu, pulsa adalah kebutuhan primer yang wajib ada. Berbeda dengan masa kini, kuota lebih utama. Game andalan sebatas Snake Xenzia, Space Impact atau kalo ponselnya kerenan ada game Bounce. Mainnya gampang karena cuma menggunakan 4 tombol: kanan-kiri-atas-bawah atau 2,4,6,8. So simple.
Masa itu merek ponsel paling keren adalah Nokia, teman-temannya Siemens, Sony Ericsson, dan Motorola. Saya dulu pakai Nokia 3315, layarnya berwarna kuning seperti labu. Kalau kamu?
0 Komentar