[Review] HUSH 2016; Teror Psikopat Gila

 

Hai, selamat datang di blogku!

Film Hush salah satu film slasher (jagal) yang cukup menegangkan dan memicu adrnalin. Dengan tokoh utama seorang perempuan tuna rungu yang berusaha menyelamatkan diri dari psikopat gila yang mengincarnya di tengah hutan. Dirilis tahun 2016, disutradarai oleh Mike Flagan.

 

Maddie adalah seorang tuna rungu yang sedang merampungkan novel keduanya. Karena ingin fokus menulis ia mencari ketenangan di sebuah rumah di tengah hutan. Jarak satu rumah dengan rumah lainnya cukup berjauhan. Suatu sore, temannya, Sarah, datang untuk mengembalikan buku. Tiba-tiba alarm kebakaran dari rumah berdenging memekakkan telinga. Getaran alarm yang kuat membantu Maddie untuk berjaga-jaga. Mereka berbincang sampa hari mulai gelap. Sarah lalu pulang.

Saat Maddie membersihkan dapur, tiba-tiba Sarah muncul menggedor-gedor pintu. Seorang psikopat bertopeng tengah mengincarnya. Madie yang tuna rungu tak mengetahui ada bahaya mengincar. Ia tampak santai saja di dalam rumah. Sedangkan diluar Sarah telah dibunuh dengan sadis.

Tamu Tak Diundang

Ketenangan yang dicari Madie pun berubah menjadi malam mencekam. Ia mendapat beberapa pesan berisi foto dirinya yang menunjukkan seseorang sedang mengamati kegiatannya. Barulah Maddie tersadar ada tamu tak diundang yang masuk ke rumahnya. Tepat di depan pintu laki-laki bertoprng itu menampakkan diri seyara menunjukkan ponsel Maddie di tangannya.


Laki-laki psikopat itu mencari celah untuk masuk ke rumah dengan membawa busur panah. Bermain cerdas, ia mematikan aliran listrik hingga koneksi internet dari laptop terputus. Menusuk ban mobil Maddi yang terparir di luar. Maddie tak bisa meminta bantuan siapapun.

Teror demi teror didapatkan Maddie. Tanpa ragu sang psikopat membuka topengnya. Ia yakin Maddie yang tuna rungu bisa ditangkapnya dengan mudah, tapi ia tak melakukan itu. Khas psikopat berdarah dingin yang kejam, ia tak ingin buru-buru mengeksekusi.  Ia ingin menikmati ketakutan si korban sebelum menghabisnya. 

Membunuh atau Dibunuh

Maddie tahu tak ada yang bisa menolongnya. Ia pun memikirkan agar bisa kabur dari sang psikopat. Namun, akhir dari semua cara dalam otaknya adalah ia mati terbunuh. Laki-laki itu tubuhnya lebih besar, lebih kuat dan lebih sigap. Ia memiliki busur yang bisa ditembakkan dari jarak jauh.

Bersembunyi juga tak bisa menjamin. Ia akan kehabisan darah kareta kakinya sempat tertembak busur. Cepat atau lambat ia akan masuk ke dalam rumah. Ditambah laki-laki itu memiliki keuntungan besar yaitu mendengar, satu hal yang tak bisa dilakukan Maddie. Hingga Maddie memutuskan untuk melawan. Dibunuh atau membunuh. Lalu bagaimana cara Maddie membunuh si psikopat gila? Kalian tonton sendiri, ya.


Mieke Flagan selaku sutradara membangun suasana ketegangan dengan apik. Rumah kayu, pepohonan rindang, kesunyian malam juga kekurangan Maddie semakin mendramasitir adegan demi adegan.

Raut wajah, kontak mata dan getaran tubuh Maddie yang menyiratkan ketakutan membuat kita menahan nafas dan gregetan. Rasanya kita ingin memanggilkan bantuan untuk Maddie. Kita akan dibuat penasaran sekaligus tegang bagaimana cara Maddie bertahan.

Kesadisan si psikopat tergambar jelas saat ia menjepit telapan tangan Maddie di pintu. Lalu dengan santai ia menginjak-injak jemari Maddie. Saat Maddie menangis kesakitan, laki-laki itu malah senang dan terlihat menikmati rasa jeritan kesakitan Maddie. Sungguh membuat merinding.

Sayangnya, tidak dijelaskan lebih dalam mengapa psikopat gila ini tiba-tiba meningcar Maddie. Namun, kembali saya berpikir, yang namanya psikopat tetaplah psikopat. Ia gak butuh alasan khusus untuk menghabisi siapapun.


Posting Komentar

2 Komentar

  1. Wah kakak kuat banget nontonnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe ini udah lama saya tonton. Cuma ngulang bentar untuk bikin review. Thanks udah mampir 🙂

      Hapus