[Review] APOCALYPTO 2006; Berakhirnya Peradaban Suku Maya

 

Hai, selamat datang di blogku!

Agaknya saya sedikit bosan dengan film genre drama yang bikin mewek dan baper. Lalu tak sengaja saya menemukan cuplikan film Apocalypto di beranda Facebook. Melihat dua suku yang sedang berkejar-kejar di hutan, membuat saya penasaran dan tertarik.

Apocalypto mengangkat kisah peradaban suku Maya yang hidup secara tradisional.  Mereka hidup dari hasil memburu di hutan. Suatu hari desa mereka diserang suku Aztec. Film ini bersetting di semenanjung Yucatan, Meksiko. Disutradarai oleh Mel Gibson's.

Poster Apocalypto

Suku Maya

Adegan dibuka dengan sekelompok orang yang sedang berburu babi hutan. Saat membagi daging, sayup-sayup terdengar gerak kelompok suku Maya lain. Ternyata mereka permisi lewat untuk mencari tempat tinggal baru karena perkampungan mereka dirampas. Hal tersebut membuat Jaguar Paw, sang anak ketua suku khawatir jika hal tersebut terjadi pada kelompoknya.

Kekhawatiran Jaguar terjadi. Keesokan harinya, saat bangun tidur ia melihat sekelompok orang-orang, suku Aztec mengendap-endap ke desa mereka sambil membawa obor. Memiliki firasat tak enak Jaguar membangunkan istri dan anaknya lalu dengan sigap menyembunyikan mereka di dalam lubang. Di saat bersamaan desa mereka sudah diserang secara brutal. Gubuk-gubuk dibakar, laki-laki dan perempuan dewasa ditawan, yang melawan akan dibunuh.

Ritual Persembahan

Jaguar dan orang-orangnya diikat lalu digiring ke suatu tempat. Setelah berjalan jauh dari hutan, mereka tiba di sebuah tempat yang dikuasai suku Aztec. Kelompok ini lebih besar dan modern. Mereka sudah bisa membangun piramida-piramida.

Para tawanan perempuan dijual sedangkan Jaguar dan kawanannya dibawa naik ke piramida yang tertinggi untuk ritual. Di depan piramida tersebut ada tangga yang menghitam akibat percikan darah manusia-manusia yang dipersembahkan pada dewa matahari (Kulkulan).

Ritual persembahan suku Aztec

Setelah dua orang pertama yang kepala dan badanya digelindingkan di tangga piramida, tiba giliran Jaguar Paw. Ia telentang di meja batu dengan pasrah. Sesaat sebelum penusukan, Jaguar teringat akan anak dan istrinya yang sedang hamil tua di dalam lubang.

Bernasib baik, tiba-tiba terjadi gerhana matahari. Kelompok tersebut menganggap itu sebuah pertanda bahwa dewa matahari telah puas akan darah. Dan ritual persembahan pun dihentikan.

Bertaruh Nyawa

Terbebas dari persembahan itu seolah bukan akhir yang baik. Di sebuah lapangan yang selebar lapangan bola kaki, Jaguar Paw dan kawan-kawan disuruh berlari ke hutan mereka yang berada dibalik ladang jagung. Namun, saat berlari para penawan itu akan menghujani dengan berbagai senjata mematikan dari belakang. Tombak, batu, panah dan alat berburu lainnya. Di ujung perbatasan anak kepala suku menjaga jika ada tawanan yang lolos.

Jaguar Paw berlari kencang secara zig-zag untuk menghindari serangan senjata. Hampir sampai di garis perbatasan, sebuah panah menembus perutnya. Belum lagi anak kepala suka yang sudah bersiap-siap dengan pisau batunya. Agar selamat, Jaguar Paw mematahkan mata panah yang bersarang di perutnya, lalu menamcapkannya ke leher si anak kepala suku hingga ia tumbang.

Jaguar Paw berlari kencang

Kejar Tangkap

Jaguar yang selamat berlari kencang menebas ladang jagung. Terengah-engah melewati lembah pembuangan mayat tanpa kepala hasil persembahan. Beberapa ratus meter di belakangnya, kepala suku penawan bersama pasukannya mengejar dengan senjata lengkap. Kepala suku yang sudah murka karena kematian anaknya bertekad akan menguliti Jaguar Paw.

Aksi kejar-kejaran mereka membuat kita merinding. Ditambah musik pengiring juga hijaunya pepohonan yang membuat susana kian tegang. Akankah Jaguar Paw bisa melawan kawanan tersebut seorang diri? Kalian tonton sendiri, ya.

Kepala suku yang memburu Jaguar

 Sekarang, suku Maya telah punah. Jaguar dan keluarganya adalah keturunan terakhir. Di menit terakhir, beberapa kapal mendarat di pesisir pantai mereka. Ternyata itu adalah kapal Christoper Columbus. Namun, sumber lain menyebutkan kapal itu adalah milik Hermas Cortes, bangsa Spanyol yang menaklukan suku Aztec dan Maya di tahun 1519, 30 tahun setelah Columbus menemukan Benu Amerika.

 

 

 

 

 

 

Posting Komentar

16 Komentar

  1. baca gform nya, ku kira ini sebuah aplikasi mnak hahaha taunya film, baca paragraf terakhir jadi pengen lihat filmnya :D pengen lihat kapalnya Colombus

    BalasHapus
  2. Bakalan sport jantung nih nontonnya.

    BalasHapus
  3. Jadi pengen nonton nih, kayaknya menarik :D

    BalasHapus
  4. Kapal Colombus... Jadi pingin nonton filmnya juga mbaaaa

    BalasHapus
  5. Dulu nonton Apocalypto sampai ga enak makan, adegannya berdarah-darahnya serasa real banget. film keren, memicu adrenalin. then, this is nice review. Tulisannya jadi bikin pingin nonton lagi... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kres kres udah mencrot aja darahnya hahaha

      Hapus
  6. Wahh kukira suku maya itu yg dunia maya wkwk ternyataa

    BalasHapus
  7. yuks nonton yuks ... jadi pengen cari filmya... sudah diputar ya di bioskop???

    BalasHapus
  8. aduh liat reviewnya kayaknya seru.. wkwk. harus nonton!

    BalasHapus