TANGGAL BERAPA HARI INI?

 

 

Sesuatu yang tak beres telah terjadi. Aku terbangun sendirian. Tak kudapati siapapun di rumah. Padahal, seingatku tadi mama sedang memotong sayuran, ayah bermain robot-robotan bersama si kembar. Tapi, kini hanya ada aku sendiri. Ke mana mereka? Kulirik jam dinding, jarum panjang dan pendeknya bertindihan mengarah ke angka dua belas. Sedangkan jarum detiknya terus berputar. Ini masih siang.

Kubuka ponsel memeriksa kotak pesan. Kosong. Tak ada pesan apapun. Apakah mereka pergi ke suatu tempat? Tapi mustahil tanpa memberi tahuku. Kucari kontak mama lalu menekan tombol hijau. Nomornya tak aktif! Pun begitu nomor ayah. 

Kubuka pintu lalu berjalan ke halaman mungkin tetanggaku tahu di mana ayah dan mama. Tapi, lagi-lagi tak kudapati siapapun. Jalanan sepi. Tak ada tanda-tanda orang melintas. Angin berhembus memebelas rambut panjangku. Aku berdiri sendirian. Firasatku mengatakan ada yang aneh.

Aku kembali ke dalam rumah, mengambil ponsel di sofa lalu masuk ke kamar di lantai dua. Kulirik jam dinding, jarum panjang dan pendeknya mengarah ke angka dua belas. Sedangkan jarum detiknya terus berputar. Sebentar, mengapa jarum pendeknya masih di angka dua belas, sama seperti tadi? Dengan perasaan campur aduk, kuketik di mesin pencarian, “Tanggal berapa hari ini?” 

21 Desember 3030

Tiga ribu? Sekarang tahun tiga ribu? Bagaimana bisa? Di tengah perasaan kalut dan shock luar biasa, terdengar suara mesin mobil dimatikan. Dari jendela kulihat beberapa orang tinggi besar berseragam hitam hijau gelap lengkap dengan senjata turun dari mobil. Mereka berbicara lantas berjalan cepat menuju ke rumahku.

Pintu didobrak. Barang-barang di dapur beradu menimbulkan suara berserak. Mereka bukan tim penyelamat. Mereka mencari sesuatu di rumah ini. Di saat bersamaan engsel pintu kamarku digerakkan secara paksa. Seseorang memaksa masuk!

Tanpa sempat berfikir aku langsung bersembunyi di balik lemari. Semoga hair dryer ini berguna. Lelaki itu menyisir semua sudut kamar. Tak butuh waktu lama hingga ia menangkapku. Aku meronta, melawan, menerjang sekuat tenaga. 

Namun, aku kehabisan tenaga. Mereka terlalu banyak. Lalu, salah seorang dari mereka menyuntikkan sesuatu ke leherku hingga semuanya gelap. Samar-samar kudengar orang-orang berseragam itu berbicara dengan bahasa aneh.  

Mereka menggotong tubuhku. Entah akan dibawa ke mana. Aku ingin pulang. Bagaimana caranya agar bisa kembali?

 

 #OneDayOnePost

 #ODOP

#ODOPChalleng5

 

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar